KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI RUMAH SAKIT

Related image

sepatu safety - Menurut data, nyatanya rumah sakit adalah salah satu tempat kerja paling memiliki resiko. Di th. 2011, rumah sakit Amerika Serikat mencatat terjadi 253. 700 kecelakaan dan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Ini hampir 2 x lebh besar daripada jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di industri swasta keseluruhannya.

Bekerja di rumah sakit kenyataannya cukup berisiko, seperti tertular penyakit dari pasien dan kecelakaan kerja. Pekerja rumah sakit yang alami problem kesehatan atau terluka juga akan memiliki resiko pada perawatan pada pasien. Pekerja yang bekerja dalam keadaan kurang fit maka dapat membahayakan pasien yang dirawatnya. Perawat atau pekerja rumah sakit itu itu bahkan juga dapat juga buat kesalahan dalam pengobatan dan menginfeksi pasiennya.

Luka yang dikarenakan oleh pekerjaan di rumah sakit tercatat 93%, tengah sisanya 7% berupa penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Persoalan yang sering dihadapi oleh pekerja rumah sakit yakni keseleo yaitu sekitar 54%, tengah yang beda berupa lecet, rasa sakit, patah atau retak, multiple trauma, tergesek/terpotong atau tertusuk dan tipe luka yang beda. Kecelakaan kerja di rumah sakit memang sedikit yang mengakibatkan fatal. Kecelakaan fatal di rumah sakit biasanya dikarenakan oleh kekerasan, kecelakaan transportasi, terjatuh, dsb.

Salah satu cara efektif untuk kurangi bahaya atau kecelakaan di tempat kerja yaitu dengan menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit yang proaktif dan komprehensif. Manajemen K3 dapat dapatkan dan melakukan perbaikan bahaya atau kemungkinan yang ada sebelumnya pekerja terluka atau jadi sakit. Keuntungan menerapkan manajemen K3 yang baik yaitu dapat buat perlindungan pekerja, menghemat uang, dan buat semua program yang berisiko jadi lebih efektif.

Untuk menerapkan manajemen K3 yang baik di rumah sakit maka perlu mengikutkan 6 elemen utama, salah satunya :

1. Kepemimpinan manajemen : manajemen perlu mendemonstrasikan prinsip mereka untuk tingkatkan kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit. Prinsip itu lalu dikomunikasikan dan di buat kebijakannya. Manajemen buat keselamatan dan kesehatan jadi prioritas utama, tingkatkan maksud, siapkan sumber daya yang layak, dan menyiapkan contoh yang baik.

2. Partisipasi karyawan : karyawan atau pekerja memiliki pengetahuan tentang lingkungan tempat mereka bekerja sampai mereka harusnya lebih tahu tentang kemungkinan yang dihadapi. Oleh karena itu partisipasi karyawan penting dengan juga diikutkan dalam semua sisi program K3. Mereka perlu didorong untuk melakukan komunikasi dengan pihak manajemen dan memberikan laporan tenang kesehatan dan keselamatan kerja di tempat mereka bekerja.

3. Mengidentifikasi dan menaksir bahaya : bahaya di tempat kerja perlu diidentifikasi dan ditaksir lewat cara berkelanjutan. Ini perlu dilakukan lewat cara terus-menerus dan dievaluasi apakah kemungkinan yang ada sudah dapat diatasi lewat cara mengeliminasi atau meminimalisasi kemungkinan itu. Untuk mengidentifikasi dan menaksir bahaya maka perusahaan perlu :

  • Siapkan akses daan memakai semua sumber informasi bahaya dan potensi bahaya di tempat kerja 
  • Memadukan informasi dengan hasil dari pengawasan tempat kerja, analisis bahaya kerja, investigasi kecelakaan dan penyakit, terima input dari pekerja, dan teknik beda yang dapat mengidentifikasi bahaya kerja. 
  • Menaksir dan memprioritaskan kemungkinan. 
  • Dengan berkelanjutan memonitor dan merespon bahaya baru. 

4. Menghindar dan mengontrol bahaya : system, prosedur, dan program K3 diimplementasikan untuk mengeliminasi atau mengontrol bahaya di tempat kerja sampai keselamatan dan kesehatan di tempat kerja terwujud. Sistem program K3 itu perlu dipantau sejauh mana pelaksanaannya dan perolehannya. Apakah program itu sudah ditangani dengan baik atau tidak.

5. Pendidikan dan training : pendidikan dan training untuk pekerja tempat tinggal sakit bukan hanya pada prosedur mereka dalam melindungi pasien namun penting juga berikan pelatihan tentang keselamatan dan kesehatan saat bekerja. Melalui training itu pekerja dapat tahu bahaya yang dapat menyerang mereka di tempat kerja dan bagaimana langkahnya untuk mengatasinya. Perlu juga siapkan training khusus untuk karyawan yang kerjanya memiliki kemungkinan bahaya yang tinggi atau khusus. Setelah training sudah dilakukan maka kemudian perlu dievaluasi apakah training itu sudah mencapai tujuannya yaitu terwujudnya keselamatan dan kesehatan kerja.

6. Sistem tekuni dan perbaikan : tekuni dan perbaikan program K3 yaitu hal yang cukup penting namun sering diabaikan. Apabila tidak dilakukan tekuni dan perbaikan maka manajemen tidak bisa tahu dengan pasti apakah program itu sudah terwujud dengan efektif atau barangkali tidak. Beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu :

  • Memonitor perform sistem keselamatan dan kesehatan 
  • Melakukan investigasi apabila terjadi kecelakaan 
  • Memverifikasi sistem dan operasi lewat cara periodic 
  • Mengidentifikasi peluang untuk tingkatkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan 
  • Manajemen review dan perbaikan 
  • Memakai ADP seperti baju safety, sepatu safety, sarung tangan safety dll 

Demikian info tentang manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit yang dapat Anda terapkan agar lepas dari bermacam bahaya kecelakaan maupun penyakit karena kerja

Komentar