Mengenal Standarisasi Peralatan Keselamatan



Setiap tempat kerja ada beragam jenis bahaya dalam bermacam-macam, karena itu penting untuk memberi jalan keluar keselamatan dan pelindungan untuk pegawai dan lingkungan kerja, tidak cuma memberi kunci gembok dan kunci pada ruang saja tapi meliputi keselamatan pada manusia (PPE), lingkungan tempat bekerja (environmental safety), dan pengaturan mesin/listrik (engineering kontrol).

Penggunaan individual protective equipment (PPE) atau alat perlindungan diri membuat perlindungan badan karyawan, seperti kepala. Membuat perlindungan kepala dari bahaya, karena itu diperlukan alat perlindungan diri berbentuk perlindungan kepala atau yang kerap disebutkan dengan Industrial Safety Helmet.

Sebagian besar helm safety dibuat dari non-konduktif, polyethylene bermassa tipe tinggi (HDPE) diperlengkapi suspension yang ukuran bisa disamakan dengan penggunanya. Suspension ada dengan 4, 6, atau 8 titik penunjang beban yang bisa disamakan memakai beberapa jenis langkah, misalnya pinlock.

Alat Tehnik komplet

Mengulas mengenai safety head atau helm safety pada umumnya berkaitan dengan standard yang berjalan dalam keselamatan. Standard yang dipakai dalam rekomendasi ini kali ialah keluaran dari American National Standars Institutes (ANSI) dan standard itu ialah ANSI Z89.1.

Berdasar standard ANSI Z89.1 (2003) safety helmet dikelompokkan jadi dua type, diantaranya:

Tipe 1 : Untuk mengatasi resiko bahaya di atas. Misalkan, palu atau paku tembak yang jatuh di atas.

Tipe 2 : Untuk mengatasi resiko bahaya di atas sekalian dari samping. Misalkan, terserang sisi pinggir balok kayu.

Disamping itu safety helmet dikelompokkan jadi beberapa kelas, yakni kelas G, E, dan C yang didasari pada jalinan dengan kelistrikan. Bagi para pekerja yang sedang mencari sepatu safety dengan kualitas premium dan harga sepatu safety terjangkau dapat langsung ditemukan mudah dimana-mana.

1. Kelas E (Electrical) untuk kurangi risiko bahaya dari voltase tinggi dengan tegangan 20.000 Volt. Safety head kelas ini dites dengan tegangan 20,000V AC, 60 Hz sepanjang 3 menit, kebocoran arus tidak lebih dari 9 mA. Helm ini dipakai oleh utility worker yang kerap terpampang lingkungan listrik bertegangan tinggi dalam tugas setiap harinya.

2. Kelas G (General) untuk kurangi risiko bahaya dari voltase tinggi dengan tegangan 2.200 Volt. Helm safety kelas ini dites dengan tegangan 2, 200V AC, 60 Hz sepanjang 1 menit, kebocoran arus tidak lebih dari 3 mA. Helm kelas ini biasa dipakai oleh karyawan besi yang memerlukan perlindungan bermaterial elektrikal.

3. Kelas C (Conductive) untuk safety helmet yang tidak bisa dipakai membuat perlindungan dari bahaya sengatan listrik dan bahan korosif.

Tiap helm perlindungan harus penuhi persyaratan seperti berikut:

1. Tahan pada tegangan dengan kategorisasi yang sesuai ANSI Z89.1-2003 dan pengetesan yang sudah diputuskan, terkecuali untuk kelas C.

2. Tahan bentrokan dan penekanan. Bisa dites dengan jatuhkan benda seberat 3 kg dari ketinggian 1 mtr., topi jangan pecah atau benda jangan sentuh kepala.

3. Berat helm perlindungan, terhitung dengan suspension dan headband (sisi dalam helm/ikat kepala) untuk kelas C tidak lebih dari 15ons dan kelas E tidak lebih dari 30ons.

4. Tahan api. Helm kelas G saat dites sesuai sistem yang ditetapkan, sisi tertipis dari shell jangan terbakar lebih dari 7 cm per menit, dan sisi tertipis shell dari helm kelas E akan padam sendiri saat dites sesuai ASTM D635-68.

5. Tidak mempernyerap air saat dites dengan memendamnya di di air sepanjang 24 jam.

Disamping itu, peninjauan teratur perlu dilaksanakan untuk tentukan apa helm safety perlu ditukar atau mungkin tidak. Safety helmet mempunyai lifetime karena material bisa alami kemunduran yang terjadi karena sinar matahari, panas, dan bermaterial tersebut. Pada pemakaian secara normal, sebagian besar safety helmet mempunyai lifetime sekitaran 2 sampai tiga tahun.

Komentar