Perkembangan Informasi yang Tersebar di Media Sosial

 


Media sosial berkembang pesat sejalan dengan pertumbuhan dan kemudahan akses informasi yang didukung oleh kekuatan teknologi komunikasi.  Media sosial memiliki pengguna aktif sebesar 79 juta. Indonesia merupakan salah satu negara teraktif di media sosial (Global Media Statistics, 2016), maka dari itu di Indonesia juga banyak sekali jasa manage instagram untuk membantu para pebisnis ataupun kampany politik.

Pola penyebaran pesan yang cenderung bebas memiliki maksud agar segera diketahui publik menjadi tujuan dari para pengguna media sosial, maka tidak menjadi persoalan apakah informasi yang disebarkan itu akurat sesuai prinsip pemberitaan yang baik dan benar. Kecepatan pesan tanpa sumber yang dapat dipercaya dan sesuai fakta cenderung berdampak buruk terhadap dinamika kehidupan politik bernegara. 

Pew Research Center memaparkan dalam penelitiannya tentang Media Baru di Amerika Serikat bahwasanya konsumsi berita online meningkat tajam. Responden pada tahun 2011-2012 memperoleh berita secara online mencapai 50%, sedikit lebih kecil dari televisi, tapi jauh melebihi surat kabar yang hanya mencapai 29 % dan radio sekitar 33%. (Macnamara, 2014:6). 

Responden mendapatkan berita dan informasi dari media dan jejaring sosial seperti blog, mikroblog (twitter) dan Facebook sejumlah 19%, sedangkan 8% lainnya mendengarkan podcast untuk mengakses berita dan informasi. Media sosial di Indonesia memiliki kecenderungan pemberitaan politik melalui akun individu, kelompok, maupun pihak-pihak yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sebagai sumber informasi yang layak. Makanya mimin sarankan untuk lebih berhati-hati, dan carilah literatur di jasa social media management agar mengetahui info tentang media sosial.

Masyarakat penerima pesan juga tidak menghiraukan tentang keakuratan maupun keabsahan informasi, yang terpenting adalah memenuhi kebutuhan informasi sepihak sesuai dengan kepentingan. Direktorat Reskrimsus Polda Metro Jaya mendeteksi ada ribuan akun media sosial dan media online yang menyebarkan informasi hoax, provokasi, hingga menyangkut Suku Agama Ras dan Antar Golongan (SARA). Sekitar 300 akun telah diblokir dengan motif politik yang bertujuan agar banyak dikunjungi oleh pengguna media sosial. 

Komentar